jembatan bentang pendek
- Jembatan Bentang Pendek
Jembatan bentang pendek merupakan jembatan dengan kurang dari 40 meter. Jenis konstruksi yang digunakan ialah tidak jauh berbeda dengan jembatan bentang menengah. Jembatan bentang pendek ini biasanya terdapat di aliran sungai irigasi dan sungai-sungai kecil lainnya.
Macam-macam jembatan bentang pendek:
1) Jembatan Gelagar Baja Jalan Raya
Untuk bentang sampai dengan 25 meter. Konstruksi pemikul utama berupa balok memanjang yang dipasang sejarak 45-100 cm. lantai kendaraan bisa terbuat dari kayu ditutup aspal + beton ditutup aspal. Gelagar melintang sebagai pembagi beban. Ikatan angin dan ikatan rem berada di bawah lantai kendaraan. Tidak ada ikatan angin atas. Bangunan bawah terdiri dari kepala. Abutmen dan pier dapat berfungsi sebagai pondasi bila tanahnya cukup baik dan bisa direncanakan sebagai pondasi langsung pagar railing trotoar lantai kendaraan balok melintang balok memanjang tampak melintang jembatan.
2) Jembatan Gelagar Baja Komposit
Untuk bentang sampai dengan 30 m. Komponennya sama dengan jembatan gelagar baja biasa. Lantai kendaraan dari beton bertulang yang menyatu dengan gelagar memanjang dan disatukan dengan penghubung geser (shearconnector). Tidak memerlukan ikatan rem, hanya ada ikatan angin bawah. Bila lantai kendaraannya terbuat dari beton bertulang, maka ikatan angin hanya diperlukan pada saat pendirian, namun di lapangan sering dipasang secara permanen. Bila lantai kendaraannya terbuat dari kayu, maka ikatan angin dan ikatan rem mutlak diperlukan. Pagar railing trotoar lantai kendaraan balok melintang balok memanjang shear connector. Keuntungan komposit: dapat mengurangi berat baja, dapat mengurangi tinggi profil, kekakuan lantai lebih besar, untuk profil yang telah ditetapkan dapat mencapai bentang yang lebih besar, keamampuan menerima beban lebih besar kelemahan komposit, kekakuan tidak konstan, untuk daerah momen negatif, pelat beton tidak dianggap bekerja, pada jangka panjang, terjadi defleksi yang cukup besar.
3) Jembatan Baja Plater Grider
Untuk plate girder bisa sampai bentang 35 m. Untuk box girder bisa sampai bentang 40 m. Komponennya sama dengan jembatan balok baja. Lantai kendaraannya biasanya komposit dengan balok memanjang dan terbuat dari beton bertulang. Lantai kendaraan bisa di atas, di tengah atau di bawah. Balok memanjang terbuat dari susunan pelat baja. Tidak memerlukan ikatan rem - hanya ada ikatan angin bawah. Untuk lantai kendaraan berada di atas, perlu dipasang ikatan silang. Bila lantai kendaraannya terbuat dari beton bertulang, maka ikatan angin hanya diperlukan pada saat pendirian, namun di lapangan sering dipasang secara permanen. Bila lantai kendaraannya terbuat dari kayu, maka ikatan angin dan ikatan rem mutlak diperlukan l.k. di atas pengaku ikatan silang l.k. di bawah. Jembatan plate girder biasanya digunakan untuk jembatan kereta api. Untuk jembatan ka biasanya dibuat jembatan ganda yang dihubungkan dengan ikatan tumbuk rel ka balok melintang ikatan tumbuk balok memanjang.
4) Grider Hybrid
Girder hybrid tersusun dari pelat yang dihubungkan dengan las, dimana mutu sayap (flens) lebih tinggi dari mutu badannya. Girder hybrid bisa komposit atau tidak komposit. Untuk non komposit : a. Mutu flens atas dan bawah sama b. Mutu badan < mutu flens namun tidak lebih rendah dari 35 % c. Luas flens tekan >flens tarik. Untuk komposit : a. Mutu flens atas <flens bawah, namun tidak lebih rendah dari 35% mutu flens bawah b. Mutu badan < mutu flens atas, namun tidak lebih rendah dari 35 % mutu flens atas c. Luas flens tekan <flens tarik sambungan las mutu >> non komposit komposit
5) Jembatan Orthotropic (Orthogonal Anisotropic)
Jembatan orthotropic adalah jembatan yang lantai kendaraannya menjadi satu kesatuan dengan rusuk memanjang dan rusuk melintangnya. Kekakuan rusuk memanjang dan rusuk melintangnya tidak sama (anisotropic). Rusuk memanjang biasanya tegak lurus dengan rusuk melintangnya (orthogonal). Sisi atas lantai kendaraan perlu diberi lapisan aus dan lapisan anti karat. Rusuk memanjang bisa berupa rusuk terbuka atau rusuk tertutup. Lantai orthotropic rusuk terbuka rusuk tertutup.
6) Jembatan Balok Beton Bertulang
Pemikul utamanya berupa balok beton bertulang, Pemikul utama bisa dicor ditempat (cast in situ) dengan menggunakan bekisting dan perancah atau dengan sistem pracetak. Pelat lantai kendaraan komposit dengan balok memanjang yang dicor setelah baloknya selesai dibuat atau setelah diangkat bila baloknya pracetak. Pelat lantai bisa dibuat sistem cast in situ atau sistem pracetak sebagian. Balok melintang sebagai pembagi beban. Tidak memerlukan ikatan angin dan ikatan rem. Bangunan bawah terdiri dari kepala jembatan dan pilar. Jembatan balok beton bertulang lantai kendaraan cast in situ railing pagar cast in situ pracetak trotoar lantai kendaraan pracetak sebagian balok melintang balok memanjang. Shear connector lantai kendaraan pracetak sebagian lantai kendaraan cast in situ
7) Jembatan Balok Beton Pratekan
Bisa sampai bentang 40 m. Pemikul utamanya berupa balok beton pratekan yang dipasang dengan jarak antara 100 cm 200 cm. Pemikul utama dibuat secara pracetak segmental atau utuh sepanjang bentang. Pelat lantai kendaraan komposit dengan balok memanjang yang dicor setelah baloknya selesai diangkat. Pelat lantai bisa dibuat sistem cast in situ atau sistem pracetak sebagian. Balok melintang sebagai pembagi beban, yang dibuat secara pracetak dan biasa disebut diafragma. Tidak memerlukan ikatan angin dan ikatan rem. Bangunan bawah terdiri dari kepala jembatan dan pilar A kabel, pratekan b, balok pratekan, segmental angker, shear connector, potongan a, potongan b, angker mati, model lubang tendon. model angker hidup.
Sumber:
Sukmana, F., & Herry, F. (n.d.). Jembatan Indonesia: Sekarang dan Mendatang.
Komentar
Posting Komentar