PLESTERAN DAN ACIAN
PLESTERAN DAN ACIAN
Plesteran
Plesteran merupakan bagian dalam proses pembuatan dinding untuk menutup pasangan batu bata, batako, atau bata ringan dan beton agar tampak rata, rapi, dan Halus.
Perbandingan material yang digunakan untuk dinding bata merah/batu bata dan batako adalah 1 pc : 2 ps untuk plesteran kedap air dan 1 pc : 4 ps untuk plesteran biasa, sedangkan dinding bata ringan biasanya menggunakan mortar instan untuk plesterannya. Untuk ketebalan plesteran dinding yaitu antara 1,5 cm – 3 cm.
Pasangan bata yang rata dan rapi akan menghemat material untuk plesteran, sedangkan plesteran yang baik akan menghasilkan acian yang baik pula, plesteran yang berkualitas akan menghemat material acian.
Acian
Acian merupakan bagian dalam proses pekerjaan dinding untuk menutup pori-pori atau memperhalus plesteran.
Material yang digunakan berbeda dengan plesteran karena tidak menggunakan pasir, yaitu hanya menggunakan campuran semen dan air saja. Untuk ketebalan acian adalah antara 1 mm hingga 3 mm.
Agar tidak terjadi retak pada acian, maka acian dapat dilakukan setelah plesteran kering dan tidak terjadi penyusustan lagi. Untuk dinding bagian dalam kira-kira 2 hingga 3 minggu, sedangkan dinding bagian luar dapat dilakukan acian pada plesteran umur 2 minggu.
1.2. PEKERJAAN PLESTERAN DENGAN SEMEN INSTAN MU-301
1.2.1Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh dinding bata (termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Untuk plesteran pada permukaan beton terlebih dahulu dilapisi bonding agent MU-L500.
1.2.2Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk :
1. SNI - 2 – 1971
2. SNI - 3 – 1970
3. SNI - 8 – 1974
4. DIN 18550
5. DIN 18555
6. DIN 1053
1.2.3Bahan-bahan
Semen instan MU-301 untuk plesteran dinding bata ini merupakan campuran semen, pasir silika, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan MU-301 ini untuk plesteran dinding ini siap digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.
1.2.4Metode Pelaksanaan
1. Alat kerja :
Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
e. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
3. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter / 50 kg MU-301 atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian masukan adukan kering MU-301 ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
4. Aplikasi untuk plesteran :
a. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
b. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal yang dianjurkan adalah 10 mm.
c. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering dapat dilakukan penghalusan permukaan
1.2.5Kecakapan – Kerja (Workmanship)
1. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup keras dan kasar untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas, demikian juga harus dibasahkan dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
2. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru akan dipasangkan harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk memperoleh penempelan yang sempurna, dibersihkan secara sempurna, dan dibasahi secepatnya, sebelum pelaksanaan memplester dimulai, dengan memakaibonding-agent yang sudah disetujui.
3. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus diaplikasikan lapis demi lapis, dengan jangka waktu pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi dari 24 jam. Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
4. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama rata/tidak melengkung. Kontraktor harus memakai mistar/penggaris dari metal (metal straight edge) dengan kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan kerataan/sama rata, dan penggaris dari metal tersebut harus diadakan supaya Arsitek bisa memakainya untuk memeriksa hasil pekerjaan pekerjaan.
5. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara bertahap/interval harus diatur dan ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang tidak diinginkan ataupun perubagan-perubahan tekstur pada permukaan, tidak terlihat.
6. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing, pipa-pipa, plugs dan lain-lain berada dalam posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan plester supaya pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi sesudahnya.
7. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus dilaksanakan secara rapih untuk mendapatkan sudut-sudut yang rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan tegak lurus.
8. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari plester yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus dibuang segera sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang permanen.
1.2.6Catatan
1. Adukan plesteran MU-301 dapat digunakan paling lambat ±60 menit setelah produk tersebut dicampur air & diaduk secara merata.
2. Aplikasi plester dengan ketebalan >20mm dilakukan dengan metode multilayer, dimana untuk lapisan awal sekali aplikasi setebal maksimal 15mm dengan cara dikamprot. Aplikasi lapisan berikutnya setelah aplikasi kamprot selama 4jam agar didapat proses evaporasi adukan dapat berlangsung walaupun demikian hal tersebut masih dimungkinkan terjadinya sagging. Aplikasi lapisan berikutnya dapat juga dilakukan setelah kamprotan selama 12 jam, hal ini juga untuk mencegah terjadinya sagging walaupun proses evaporasi belum sempurna. Aplikasi kamprotan akan lebih ideal dilakukan hingga berumur minimal 24 jam, hal ini bisa diaplikasi adukan plester selanjutnya mengingat kamprotan awal sudah kering sempurna.
3. Pembuatan kepalaan/kelabangan (guidance line) dapat disiapkan minimal setelah 1 x 24 jam sebelum aplikasi plesteran, akan lebih baik jika kepalaan tersebut dikuaskan produk MU-L500 (Superbond Adhesive Pure Acrylic) atau MU-L501 (Extrabond Adhesive PVAc) sebelum aplikasi plesteran.
4. Untuk aplikasi plester pada sudutan dalam, dianjurkan pembuatan kepalaan lebih mendekati bidang sudutan masing-masing bidang maksimal jarak dari sudutan ±20 cm sehingga didapatkan sudutan dalam yang siku 90°.
5. Proses pencampuran produk kering MU 301 akan lebih terjaga homogenitasnya dengan menggunakan mixer D30, dimana mixer ini mampu mengeluarkan produk dalam kondisi sudah tercampur air (adukan) dengan kapasitas 1,8 m3/jam dengan komposisi air digelas ukur mesin mixer D30 berkisar 600-650 ltr/jam
1.3. PEKERJAAN ACIAN DENGAN MU-250 DAN MU-200
1.3.1Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan acian pada plesteran dinding bata dan atau dinding beton , baik internal maupun ekternal (termasuk dinding dalam shaft), dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.
1.3.2Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk
1. SNI - 2 - 1971
2. SNI - 3 - 1970
3. SNI - 8 - 1974
4. DIN 18550
1.3.3Bahan-Bahan
Semen instan MU-250 (untuk acian pada plesteran dinding bata) dan MU-200 (untuk acian pada beton) ini merupakan campuran semen, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan acian dengan kekuatan yang dibutuhkan, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai. Semen instan MU-250 dan MU-200 siap digunakan dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton.
1.3.4Metode Pelaksanaan
1. Alat kerja : Roskam baja, jidar panjang dari baja atau alumunium, hand mixer, bak adukan.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan acian.
c. Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
d. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.
e. Pekerjaan acian harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
f. Jika acian menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
3. Pengadukan Bahan :
a. Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong MU-250 dan 12,0 – 13 liter untuk tiap kantong MU-200 (40 kg).
b. Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak adukan. Aduk campuran di atas hingga rata.
c. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan.
4. Aplikasi untuk acian :
a. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian diratakan dengan jidar panjang.
b. Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya.
1.3.5Kecakapan – Kerja (Workmanship)
Semua permukaan yang akan menerima acian harus cukup keras untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari acian yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor.
1.3.6Catatan
Untuk finishing akhir acian cukup menarik roskam searah (horizontal atau vertikal) dan tidak dianjurkan untuk menekan, memutar atau bahkan menggosok dengan sobekan kertas semen atau bahan lain yang meresap air.
1.4. PEKERJAAN ACIAN DAERAH BASAH DENGAN MU-600
1.4.1 Lingkup Pekerjaan
MU-600 sebagai bahan pelapis kedap air 2 komponen ini untuk digunakan pada tempat-tempat basah seperti lantai kamar mandi, dinding kamar mandi sisi dalam setinggi plafon, dinding dan meja dapur serta wastafel, lantai janitor dan dinding setinggi plafon, lantai spoel hoek dan dinding setinggi plafon dan dinding shaft plumbing setinggi dinding.
1.4.2 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk :
1. SNI - 2 - 1971
2. SNI - 3 - 1970
3. SNI - 8 - 1974
4. DIN 1048
5. ASTM C2240
6. ASTM D421
1.4.3 Bahan-Bahan
MU-600 merupakan Pelapis Kedap Air (Two Component Waterproofing Membrane) untuk acian daerah basah. Merupakan campuran liquid acrylic, semen, pasir silika dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan acian waterproof dengan kekuatan yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek/Pengawas untuk persetujuan sebelum pemakaian dimulai.
1.4.4 Metode Pelaksanaan
1. Alat kerja : Roller atau kuas dan hand mixer.
2. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diaci.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan acian.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pengacian.
d. Permukaan yang akan dilapisi kedap air harus bersih dan bebas dari debu, oil, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi daya rekat produk.
e. Permukaan yang cacat atau rusak, seperti berlubang atau mengelupas harus diperbaikai dahulu dengan produk yang sesuai sebelum aplikasi.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
3. Aplikasi untuk plesteran :
a. Masukan 1 kg liquid ke dalam wadah yang telah berisi 2 kg powder kedap air (MU-600) atau 10 kg liquid ke dalam wadah yang telah berisi 20 kg powder kedap air (MU-600)
b. Lakukan pengadukan campuran tersebut diatas hingga rata.
c. Lapiskan dengan merata campuran adukan kedap air pada permukaan bidang dengan menggunakan kuas atau roller searah sehingga seluruh permukaannya tertutup rapat.
d. Ulangi kembali pelapisan setelah lapis pertama setengah kering dengan arah menyilang dari lapisan pertama dan seterusnya dengan arah yang berbeda untuk setiap lapisnya hingga diperoleh minimal 2 lapis.
e. Tunggu sampai produk setting atau setelah lapisan mengering pada hari berikutnya, sebelum dilakukan aplikasi lapisan diatasnya (plester, screeding, pemasangan keramik dll).
f. Aplikasikan lapisan waterproofing diatas permukaan bataringan, jika diatas permukaan lapisan waterproofing MU-600 (Pelapis Kedap Air Fleksibel) akan diplester lapisi terlebih dahulu dengan MU-L500
g. Jika dinding batamerah, sebaiknya diplester terlebih dahulu tanpa dihaluskan atau dengan meratakan spesi pasangan yang tidak rata kemudian aplikasikan waterproofing MU-600 dan sebelum diplester kembali, kuaskan MU-L500 diatas permukaan MU-600.
1.4.5 Kecakapan – Kerja (Workmanship)
Semua permukaan yang akan menerima acian waterproof ini harus cukup keras untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari acian waterproof yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa mengakibatkan timbulnya noda/kotor.
1.4.6 Catatan
1. Lapisan kedap air ini digunakan bersifat umum dan bukan digunakan sebagai repair concrete/structural.
2. Untuk lapisan waterproofing pada dinding kamar mandi ketinggian aplikasi dianjurkan minimal 50 cm.
3. Sebelum menutup permukaan lantai & dinding dengan Pelapis Kedap Air MU-600, buatkan semacam tanggulan pada setiap sudutan (pertemuan antara lantai dengan dinding).
4. Pelapis Kedap Air MU-600 harus ditutup kembali dengan aplikasi lain seperti Plester, Screed atau Keramik ataupun minimal cat yang tahan cuaca.
5. Pelapis Kedap Air MU-600 lebih dikhususkan untuk area yang selalu terendam dengan air dan kamar mandi dan area basah lainya.
SUMBER : https://www.rumahsae.com/2018/10/perbedaan-plesteran-dan-acian.html
teknik-sipilblog.blogspot.com/2018/03/rks-teknis-pekerjaan-mortar-utama-sistem.html
Komentar
Posting Komentar